Minggu, 17 Januari 2010

Euro 2008, Tumbangnya Para Raksasa

Oleh M Dahlan Abubakar
SIWO PWI Sulsel

Hingga Senin (23/6/2009) pagi waktu Indonesia, jelas sudah empat kesebelasan yang maju ke semifinal Piala Eropa 2008. Kepastian empat tim itu -- Jerman, Turki, Rusia, dan Spanyol -- melangkah ke semifinal, menyisakan kesedihan bagi para penjago kesebelasan raksasa yang terjungkal. Kali ini banyak petaruh yang kalah tebak. Bahkan, pada pertandingan penentuan menjelang semifinal, ada petaruh yang berani mengganda 2, saat Rusia berhadapan dengan Belanda. Mereka pegang Belanda. Padahal, mereka lupa bahwa Guus Hiddink yang memoles Rusia hafal betul gerak anak-anak Belanda itu. Hasil akhirnya, Belanda tekuk 1-3 atas tim Beruang Merah itu dalam pertandingan yang sangat memedihkan hati sang penjago tim oranye tersebut.
Setidak-tidaknya ada dua kesebelasan yang sejak awal perhelatan akbar Piala Eropa di Swiss dan Austria ini digelar dan mampu masuk ke semifinal sama sekali tak diperhitungkan, yakni Turki dan Spanyol. Perjalanan Turki tak bagus-bagus amat ketika mengawali turnamen ini. Di Grup A, dia dipecundangi Portugal tanpa balas 2-0 pada pertandingan pertama . Namun orang mulai tidak memandang sebelah mata kesebelasan dari negara Kemal Ataturk ini, ketika menang 2-1 atas Swiss pada tanggal 11 Juni 2008. Turki kemudian belajar banyak dari kemenangan sebelumnya. Dia menang 3-2 atas Ceko pada tanggal 15 Juni 2008. Orang kemudian terhentak kaget ketika Turki menyingkirkan pembunuh raksasa Inggris di akhir pertandingan menjelang gerbang Piala Eropa, Kroasia, dengan angka 3-2 pada tanggal 20 Juni 2008.
Dari tim-tim yang lenggang kangkung ke per delapan final, orang lebih menjagokan Portugal (lantaran terhipnotis oleh kehadiran Cristiano Ronaldo, bintang Manchester United). Penggemar sepakbola Indonesia juga tergoda oleh Kroasia, lantaran dia meraih nilai penuh –-9 – saat lolos di babak pertama. Kesebeasal Kroasia tampil mengagetkan ketika pada hari pertama mengalahkan tuan rumah Austria 1-0. Tetapi kisah keganasan Kroasia bukan saja pada babak awal Piala Eropa 2008 ini, melainkan kesebelasan inilah yang menjadi biang Piala Eropa kali ini tergelar tanpa Inggris. Jadi, Kroasia juga di pertandingan menjelang ke 16 besar Piala Eropa sudah memakan korban raksasa.
Belanda juga termasuk tim raksasa yang dijagokan. Walau terakhir dia menjarai Piala Eropa tahun 1988, tetapi penampilan perdananya menggasak Italia 3-0 di Grup C 9 Juni 2008, membuat mata orang terbelalak. Bagaimana tidak, Italia adalah juara Piala Eropa tahun 1968, ketika pesta sepakbola empat tahunan Eropa itu dilaksanakan di kandangnya. Kala itu, Italia mengalahkan Yugoslavia 2-0 di final, setelah pada pertandingan pertama bermain imbang 1-1. Italia juga pernah sekali sebagai runner up, ketika dikalahkan Perancis pada tahun 2000 2-1 melalui golden goal (gol emas).
Menjelang gerbang final, sudah siap melangkah empat tim. Pada sisi sebelahnya ada Jerman dan Turki yang akan saling menjajal di Stadion Sint Jacob Park, Swiss pukul 02.00 Wita tanggal 26 Juni 2008. Stadion yang diresmikan 25 April 1954 ini mampu menampung 42.500 penonton.
Sementara di Austria, pada jam yang sama tanggal 27 Juni 2008 saling menjajal kesebelasan Rusia dengan Spanyol di Stadion Ernst Happel yang berkapasitas 49.000 kursi. Stadion Ernst Happel sebenarnya dibangun sejak tahun 1931, namun tahun 1986 direnovasi.
Ada yang menarik dari semifinalis ini. Tiga di antaranya adalah para runner up, yakni Turki (Pool A), Jerman (B), dan Rusia Pool D. Hebatnya, Rusia akan menantang juara grupnya sendiri, Spanyol di semifinal.
Jika kita lihat dari akumulasi nilai yang diraih setiap kesebelasan semifinalis, tentu saja di atas kertas, Piala Eropa ini akan direbut Spanyol. Pada pertandingan grup, dia merebut nilai penuh, 9. Dia menggetarkan jala lawan 8 kali dengan kebobolan 4 kali. Tiga kesebelasan lain, sama-sama merebut nilai akhir 6. Produktivitas gol yang mereka lahirkan pun tidak terlalu mencolok. Bahkan Rusia antara membobolkan dan kebobolan imbang, 4-4. Turki memasukkan 5 dan kemasukan 3, sementara Jerman memasukkan 4 dan kemasukan 2.
Kita mencoba memusatkan perhatian pada semifinalis kedua di Stadion Ernst Happel, Rusia dan Spanyol. Sebenarnya partai semifinal nanti merupakan ulangan pertemuan kedua tim tahun 1964, saat Piala Eropa II digelar di Spanyol. Kala itu, Spanyol menang 2-1 atas Rusia yang masih bernama Uni Soviet.
Pada pertemuan keduanya tanggal 10 Juni di Tivoli Neu Stadion Austria, tahun 2008, Spanyol menang telak 4-1 atas Rusia. Pada pertandingan ini, David Villa memborong tiga gol, yakni pada menit ke-26, 44, dan 75 dan menempatkan dia sebagai top scorer Piala Eropa dengan 4 gol hingga per delapan final tuntas bersama dengan pemain Jerman Lukas Podolski. Pemain Rusia Pavlyuchenko dan Hakan Yakin dari Swiss berada di peringkat berikutnya sebagai pencetak tiga gol.
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kertas, Spanyol memperoleh peluang sebagai juara Piala Eropa tahun ini dengan catatan – tentu saja – harus lolos dari hadangan Rusia di semifinal. Namun kesebelasan besutan Guus Hiddink ini tidak dapat dianggap remeh. Kita sudah lihat sendiri bagaimana anak asuhan Marco van Basten dibuat bingung dan sulit menembus pertahanan Rusia, ketika harus pasrah 1-3. Rusia juga memiliki penembak-penembak jarak jauh yang cukup andal. Kalau saja bukan kiper sekelas Van der Sar yang berdiri di bawah palang Belanda, mungkin saja Rusia akan memaksa kesebelasan dari Negeri Kincir Angin itu kecapean memungut si kulit bundar di dalam jalanya.
Rusia yang dulu pernah ‘heboh’ dengan total football-nya, memang telah memikat perhatian pecinta sepakbola tanah air. Bahkan mungkin belahan bumi lainnya, begitu mereka membuat anak asuhan Van Basten tidak berkutik selama 120 menit. Kesebelasan Rusia pada subuh (waktu Indonesia Tengah) per delapan final tersebut mestinya memperoleh banyak peluang mencetak gol, kalau saja Van der Sar yang merupakan penjaga gawang Manchester United itu, tidak cekatan mengantisipasi arah datangnya bola. Meski untuk menyelamatkan gawangnya, dia tak mampu menangkap lengket si kulit bundar.
Dalam sejarah Piala Eropa, Rusia yang ketika tahun 1960 masih bernama Uni Soviet pernah tampil sebagai juara turnamen ini pertama kalinya. Di final yang dimainkan di Perancis, Soviet mengalahkan Yugoslavia yang harus puas sebagai runner up dengan angka 2-1. Prestasi Uni Soviet tidak jelek-jelek amat di Piala Eropa. Dari empat kali masuk final, sekali juara dan tiga lainnya sebagai runner up (1964, kalah 1-2 dari Spanyol, 1972 kalah 0-3 atas Jerman Barat, dan 1988 kalah 0-2 atas Belanda).
Bagi Spanyol, selain track record-nya sebagai juara Piala Eropa tahun 1964 itu, juga pernah tercatat sekali sebagai runner up pada tahun 1984, ketika dikalahkan tuan rumah Perancis 2-0.
Beralih ke partai semifinal pertama, Jerman melawan Turki. Jerman yang ketika masih bernama Jerman Barat, tercatat dua kali menjadi juara Eropa dan sekali setelah berganti nama menjadi Jerman. Pada tahun 1972, Jerman Barat pertama merebut juara setelah mengalahkan Uni Soviet 3-0 saat Belgia menjadi tuan rumah. Lalu ketika Italia menjadi tuan rumah Piala Eropa tahun 1980, Jerman Barat mengalahkan Belgia 2-1. Terakhir pada tahun 1996, Jerman mengalah Republik Ceko melalui golden goal 2-1 tatkala Inggris menjadi tuan rumah. Jerman juga membukukan dua kali runner up Piala Eropa, yakni pada tahun 1976 ketika kalah atas Cekoslowakia melalui perpanjangan waktu di Yugoslavia dan pada tahun 1992 kalah 0-2 atas Denmark ketika Swedia menjadi tuan rumah.
Lalu bagaimana dengan Turki. Dalam sejarah Piala Eropa, kesebelasan negara ini tak sekali pun terekam sebagai tim finalis. Tetapi bola bundar. Di Piala Eropa kali ini, tidak ada yang menyangka kalau Turki yang dikalahkan Portugal 2-0 di di pertandingan pertama Grup A bisa menyikut Kroasia untuk masuk ke semifinal. Kekalahan itu agaknya memberi pelajaran berharga bagi kesebelasan ini dengan membukukan kemenangan 2-1 atas tuan rumah Swiss 11 Juni 2008, menang 3-2 atas Ceko 15 Juni 2008 dan menang dengan angka yang sama atas Kroasia di Stadion Ernst Happel Austria, 20 Juni 2008.
Itulah prediksi di atas kertas empat tim yang berlaga di partai semifinal Piala Eropa tahun ini. Siapa yang juara, tentu baru kita tahu setelah hasil pertandingan semifinal dan final nanti. Tetapi tak kalah menarik kalau kita beranda-andai dengan seabrek data tiap tim yang saya tawarkan ini. Silakan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar